Jepang, 1943, selama Perang Dunia II. Suzu muda meninggalkan desanya di dekat Hiroshima untuk menikah dan tinggal bersama mertuanya di Kure, sebuah pelabuhan militer. Kreativitasnya untuk mengatasi kekurangan dengan cepat membuatnya sangat diperlukan di rumah. Dihuni oleh kebijaksanaan leluhur, Suzu meresapi gerakan sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan puisi dan keindahan. Banyaknya kesulitan, kehilangan orang yang dicintai, seringnya serangan udara dari musuh, tidak ada yang mengubah semangatnya…