Ikta dan para prajuritnya dikirim untuk mengirimkan perbekalan kepada tentara kekaisaran yang sedang berjuang saat perang berlanjut. Karena tidak terbiasa bertempur di pegunungan tinggi, dan dipimpin oleh pemimpin yang tidak kompeten, para prajurit kekaisaran menderita banyak korban. Ikta menyusun siasat brilian untuk merebut kembali benteng musuh, tetapi ketika seorang utusan memintanya untuk membantu menyelamatkan sekutunya, dia dipaksa untuk memilih antara mempertaruhkan nyawa tentaranya sendiri, dan membawa pasukan kekaisaran lain menuju kehancuran.