Dengan apa yang dimulai sebagai kegiatan `kelas penahanan` yang menghukum, 6 anak laki-laki belajar untuk membentuk diri mereka menjadi siswa, atlet, dan manusia yang lebih baik dengan bimbingan dari pelatih mereka yang tegas dan berdedikasi, Cikgu Azman. Dikenal sebagai `enam jahanam` (enam bajingan), anak-anak laki-laki itu mengubah kebiasaan mereka setelah Cikgu Azman memperkenalkan mereka pada kriket, di mana perjalanan mereka menuju panggung olahraga nasional dimulai.