Istri Nisse, Leila, baru saja meninggal tetapi dia merasa sudah cukup berkabung. Teman dan keluarga dibanjiri oleh Nisse yang hanya ingin pemakamannya selesai dan selesai. Tidak ada keributan dan duka di sini! Nisse menuntut untuk dibiarkan sendiri. Jadi, itulah dia, dengan satu-satunya hal yang tersisa – kesedihan. Nisse semakin memahami bahwa kehilangan yang mendalam bukanlah alasan untuk melenyapkan semua orang dan segalanya.