Dalam sekuel Nagabonar (1986) ini, Nagabonar yang sudah tua diminta tinggal bersama Bonaga, putranya yang berpendidikan asing, untuk sementara waktu di Jakarta. Hal ini merupakan upaya Bonaga untuk meminta izin Nagabonar untuk mengubah perkebunan kelapa sawit keluarga menjadi resor. Hal ini membuat Nagabonar marah karena kuburan keluarga berada di perkebunan. Karena putus asa, ia meninggalkan rumah putranya dan tersesat di Jakarta.